Selasa, 04 Januari 2011

Tentang Organisasi


Manusia adalah makhluk sosial.Kehidupannya tak lepas dari interaksi dengan manusia lainnya.Maka dari itu,dapatlah dipastikan semenjak hadirnya manusia di muka bumi sampai detik ini tiada manusia yang mampu hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan manusia lainnya.Nabi Adam As pun setelah diturunkan ke bumi,lama Beliau menghabiskan hidupnya untuk bertemu Sang Hawa.Dari itu,dapat disimpulkan sekali lagi bahwa Nabi sekalipun,butuh interaksi dengan orang lain.
Dari prinsip tersebut,maka akan dihasilkan sebuah kelompok manusia yang berkumpul karena merasa memiliki latar belakang kehidupan atau juga visi misi,cita-cita hidup yang sama.Perasaan memiliki kesamaan ini adalah merupakan hasil dari seringnya terjadi interaksi sosial antar individu dalam masyarakat.Dari perasaan itu lah awal timbulnya keinginan dari kelompok masyarakat tersebut untuk membentuk sebuah ORGANISASI.

Itulah hal dasar yang melatarbelakangi terjadinya sebuah organisasi.

Dilansir dari sebuah situs dunia maya,ada beberapa pengertian dari organisasi.
Pengertian Organisasi
1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)

2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)

3. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

4.Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

5. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih


6. Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.


7. Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.


8. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.


9. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).


10. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.








Organisasi pun dapat terbagi berdasarkan tipe-tipenya juga berdasarkan bentuknya.
Tipe organisasi
- Piramida Mendatar(flat)

ciri-ciri :

a.Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit

b.Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak

c.Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.



- Piramida Terbalik
Organisasi piramida terbaliksalah satu unit dari tipe piramida terbalik ialah jumlah jabatanpimpinan lebih besar daripadajumlah pekerja.
Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi -organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/lembaga -lembaga penelitian, lembaga -lembaga pendidikan.

- Tipe Kerucut

ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut :

a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.

b.Rentang kendali sempit.

c.Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.

d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.

e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.







Bentuk Organisasi



Memandang organisasi dari segi tata hubungan, wewenang dan tanggung jawab yang ada oleh organisasi

Bentuk-bentuk organisasi :
1. Bentuk Organisasi Staff
2. Bentuk Organisasi Lini
3. Bentuk Organisasi Fungsional
4. Bentuk Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi Fungsional & Staff
6. Bentuk Organisasi Lini &Staff







Dalam sebuah organisasi,pastinya ada banyak keputusan-keputusan yang dihasilkan.Dalam hal mencapai sebuah keputusan,Organisasi butuh proses struktural yang dijalani sehingga mengharuskan organisasi untuk mempunyai sebuah STRUKTUR ORGANISASI.

Struktur Organisasi
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja.
Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegaitan departementalization atau departementalisasi.
Pembagian departemen atau unit pada struktur organisasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam :
1. Departementalisasi Menurut Fungsi
Pada pembagian ini orang yang memiliki fungsi yang terikat dikelompokkan menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi kecil dengan sumber daya terbatas dengan produksi lini produk yang tidak banyak. Biasanya dibagi dalam bagian keuangan, pemasaran, umum, produksi, dan lain sebagainya.
2. Departementalisasi Menurut Produk / Pasar
Pada jenis departementalisasi ini orang-orang atau sumber daya yang ada dibagi ke dalam departementalisasi menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam tiap-tiap lini produk, wilayah geografis, menurut jenis konsumen, dan lain sebagainya.
3. Departementalisasi Organisasi Matrix / Matriks
Bentut organisasi matriks marupakan gabungan dari departementalisasi menurut fungsional dan departementalisasi menurut proyek. Seorang pegawai dapat memiliki dua posisi baik secara fungsi maupun proyek sehingga otomatis akan memiliki dua atasan / komando ganda. Proyek biasanya diadakan secara tidak menentu dan sifatnya tidak tetap.

Sumber : http://oncomcumi.blogspot.com/2010/10/manusia-adalah-makhluk-sosial.html

OSIS


Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.
Latar belakang berdirinya OSIS
Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.


Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Wawasan Wiyatamandala
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut:
• Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
• Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. mempertinggi budi pekerti,
4. memperkuat kepribadian,
5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
• Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
• Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
• Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan Wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
Struktur organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
• Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
• Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
• Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
• Ketua Umum
• Wakil Ketua I
• Wakil Ketua II
• Sekretaris Umum
• Sektetaris I
• Sekretaris II
• Bendahara
• Wakil Bendahara
• Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS#Latar_belakang_berdirinya_OSIS

Organisasi Sosial


Organisasi social adalah sekumpulan orang atau individu dalam suatu kelompok yang saling berinteraksi
dan bekerja sama yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama
Ciri-ciri organisasi social
Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi jelas
Menetapkan para anggotanya secara formal
Memiliki identitas yang jelas
Mempunyai struktur administrasi yang berbeda dengan organisasi lain
Organisasi sah setelah melalui suatu prosedur hukum, missal akta notaries
Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya
Tipe-tipe organisasi social
Organisasi formal
organisasi formal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi dan memiliki peraturan yang tegas.
Ciri pokok organisasi formal :
Pola komunikasi relative mapan
Disiplin kerja diatur secara formal
Pengorganisasian jelas
Ada kekhususan keahlian / profesionalisme
Tujuan terencana dengan jelas Kelemahan organisasi formal :
Sedikit kesempatan bawahan untuk memberikan jawaban atas pesan dan instruksi atasan
Kompleksnya jaringan social
Kecenderungan keterlibatan bawahan untuk turut campur dalam proses musyawarah dan pembuatan keputusan sedikit
Organisasi Informal
Organisasi informal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan tidak ditentukan secara resmi.
Ciri-ciri organisasi informal :
Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama
Hubungannya informal
Jumlah anggotanya relative kecil
Adanya kegemaran yang relative sama diluar organisasi
Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran pribadi Kelemahan organisasi informal :
Banyak kesulitan untuk mengambil keputusan karena keterlibatan bawahan tidak terbatas
Kapasitas hasil kerja relative rendah karena anggotanya terbatas
Banyak waktu luang yang dipergunakan di luar lingkup organisasi
Aturan tata hubungan antaranggota dalam organisasi menurut Hertzler
Harus ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan social yang dapat diterima oleh anggotanya
Harus ada kekuasaan atau otoritas yang mempunyai daya paksa dalam melaksanakan tata hubungan social
Adanya pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam kelompok-kelompok dan lapisan social tertentu yang menggambarkan adanya koordinasi dan subkoordinasi
Anggota-anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat hidup dalam suasana harmoni, yang saling memberi kepuasan
Adanya tingkah laku yang telah merupakan standar itu disalurkan atau dipaksakan dengan mekanisme tekanan-tekanan social, menjadi suatu pola yang merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia

: dari berbagai sumber http://nezz33.blogspot.com/2010/05/organisasi-sosial.html

Senin, 03 Januari 2011

Komunitas Sepeda Indonesia buat Organisasi

Metrotvnews.com, Jakarta: Komunitas pencinta sepeda di Indonesia membentuk wadah organisasi. Metropolitan Cycling Community (MCC), namanya. MCC resmi berdiri di Jakarta, pagi tadi, bertepatan dengan hari bebas kendaraan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin.

Meski sempat diguyur hujan, sekitar 300 pencinta sepeda memadati tempat peluncuran di depan gedung Thamrin Nine. Peluncuran MCC juga dimeriahkan pertunjukan band Indie, bagi-bagi hadiah dan doorprize, serta lelang sepeda untuk amal.

Spesifkasi sepeda yang dilelang adalah frameUnited Soloist, rimErtro 700c, gripVelo Attune, sadel Velo, pedalWellgo. Sistem dari sepeda ini adalah torpedo sehingga tidak menyulitkan bagi pemula atau goweser wanita yang nantinya akan memenangkan lelang.

Selain tokoh politik, sejumlah pimpinan media dan presenter televisi dari berbagai stasiun televisi juga dipastikan hadir di peluncuran MCC.

Selain itu, pencinta sepeda juga memilih (vote) Komodo sebagai Keajaiban Dunia terbaru, lewat situs www.new7wonders.com. Acara ini didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Biznet, United Bike dan portal berita Inilah.com.

MCC adalah komunitas khusus untuk siapa saja yang hobi bersepeda. MCC menerima siapa saja yang ingin menjadi anggota. Selain para wartawan, pejabat publik, anggota DPR, selebritis, keanggotaan MCC terbuka untuk semua lapisan masyarakat.

"Ayo bergabung dengan MCC apapun sepeda anda. Sebab, yang penting adalah betis anda, bukan sepeda anda. Sepanjang anda bisa gowes, anda bisa menjadi anggota," kata anggota MCC Akhmad Kusaeni, yang juga Wakil Pemred ANTARA.

Rahman Mangusara, seorang penggagas MCC, mengatakan organisasi gaya hidup ini selain menampung para pencinta sepeda dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bersepeda baik di jalan raya ataupun di bukit dan di gunung, MCC akan memperjuangkan kepentingan pesepeda.

"Kita akan menyuarakan agar kota-kota metropolitan di Indonesia memiliki jalur sepeda khusus seperti di luar negeri. Para pesepeda bukan hanya untuk gaya hidup, tetapi juga bersepeda ke tempat kerja. Selain sehat, juga hemat energi dan anti polusi," katanya.

Pencinta sepeda, katanya, makin berkembang di Tanah Air. Setiap hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) maka jalan Thamrin dan Sudirman di Jakarta dipadati ribuan pesepeda.

"Kami ingin CFD diperluas bukan hanya dua kali dalam sebulan, tetapi setiap minggu," tegasnya.

Meski sempat tertunda setengah jam karena hujan deras, MCC bisa menggelar fun bike perdananya. Rute fun bike melewati Bundaran Hotel Indonesia kemudian menempuh Jalan MH Thamrin hingga memutar balik di Wisma Indosat. Kemudian kembali melintas Jalan MH Thamrin, hingga hampir depan Senayan.

Diperlukan waktu kurang lebih setengah jam untuk menempuh rute itu. "Saya harap fun bike MCC ini digelar setiap car free day. Asyik banget," kata Gandhi, seorang pencinta sepeda yang memeriahkan fun bike MCC.(Ant/ICH)

Bundaran HI untuk bersepeda

Bagi Anda warga Jakarta Coba luangkan waktu Anda di setiap hari Minggu di akhir bulan, karena dari jam 06.00-12.00 Jalan Jendral Sudirman (depan Ratu Plaza) hingga MH.Thamrin (Monas) tertutup untuk kendaraan bermotor dalam rangka Car free Day atau hari bebas kendaraan bermotor. Sebaiknya menikmati ruas Sudirman hingga Thamrin dengan menggunakan sepeda. Jika Anda membawa keluarga dan tidak ingin bersepeda dari rumah, dapat membawa mobil, parkir di FX, atau Gelora Bung Karno, kemudian mulai bersepeda dari sana.
Bagi yang tidak membawa sepeda? Tidak masalah, sekedar jogging dan jalan kaki merupakan alternatif, karena busway tetap beroperasi dan memudahkan Anda menuju HI, Thamrin, atau Monas sekalipun. Sempatkan untuk wisata kuliner di Jalan Sabang, atau Menteng. Selamat Menikmati Bundaran!

Bundaran HI menjadi ruang terbuka umum. Bermain bola, piknik, hingga sekedar foto, sebuah wisata yang tidak akan Anda dapatkan di hari biasa


Berbagai jenis sepeda ada di sini, termasuk lowrider yang ekstrim seperti ini.

Asiknya bersepeda bersama keluarga. Lupakan Mall, jauh lebih menyenangkan berolahraga bersama.

Komunitas sepeda Ontel biasanya berkumpul di depan Grand Hyatt
This entry was posted on February 15, 2010 at 11:56 am and is filed under Uncategorized. . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Sumber : http://putaranroda.blog.nationalgeographic.co.id/2010/02/selamat-menikmati-bundaran/

Organisasi = Penting !!!


Pada dasarnya Manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Dia harus berinteraksi dengan orang lain. Mengapa demikian? Karena manusia itu makhluk sosial. Dia secara individual merupakan bagian dari orang lain. Maka, mau tidak mau kita sebagai manusia harus selalu bersama dengan orang lain.

Salah satu cara berhubungan dengan orang lain adalah melalui Organisasi. Melalui organisasi, kita mampu mengolah diri dengan benar, baik secara naluriah maupun fitrah.

Bukti telah banyak di depan mata. Orang-orang yang sukses sebagai pemimpin, pengusaha, atau status sosial yang mapan lainnya, pasti dulunya mereka pernah mengenyam pahit manisnya berorganisasi. Mereka banyak makan asam garam dalam organisasi itu. Sebut saja Gus Dur salah satunya.


Mengapa organisasi demikian penting bagi kita, terutama di zaman yang mendunia (global) saat ini? Itu tidak lain karena dalam berorganisasi kita akan terasah dan terlatih untuk hidup berjamaah dengan orang lain, baik suka maupun duka. Di suatu organisasi itulah tercampur secara alamiah berbagai perilaku dan sifat masing-masing anggota. Ada yang egois, namun ada pula yang sosial. Ada yang pendiam, tapi ada pula yang cerewetnya minta ampun.

Nah, dalam kebersamaan di organisasi itulah, akan terbentuk secara alami manusia yang sempurna dalam arti psikologis. Yakni, manusia yang mampu kapan saatnya menempatkan posisi dirinya sebagai individu dan kapan pula dia harus lebih mementingkan kepentingan organisasi demi kepentingan bersama pula.

Untuk mencapai nikmatnya manfaat berorganisasi itu memang butuh proses yang panjang dan lama. Tidak bisa kita hanya berorganisasi dalam beberapa bulan lalu menuntut kematangan pribadi seperti yang diuraikan tersebut.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara-cara berorganisasi yang baik. Berikut beberapa cirinya. Pertama, organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya. Untuk saat ini, setiap organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya memiliki KTA (kartu tanda anggota). Maka, tidak dibenarkan istilah ”Romli” atau “rombongan liar” yang merupakan kumpulan dari ”Talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan dari “organisasi tanpa bentuk”.

Kedua, organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam masyarakat. Artinya, jelas di mana alamat kantornya. Tampak pula aktivitas sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan roda organisasi. Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi yang termuat dalam AD (anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga).

Demikian pula struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa membuktikan keberadaan organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas tak jelas, maka jangan salahkan masyarakat bila menaruh curiga terhadap organisasi itu.

Ketiga, organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga jelas pembagian tugasnya. Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi juga aktif memainkan perannya. Jadi, sangat ganjil dan dipastikan ”sakit parah” jika organisasi itu yang tampak paling aktif adalah ketuanya sehingga tampak seperti pertunjukan sirkus one man show dalam manajemen organisasi itu.

Keempat, dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen yang sehat. Misalnya, ada tiga tahapan dalam menjalankan roda organisasi, yaitu planning (peren-canaan), action (pelaksanaan), dan evaluation (penilaian). Ketiga tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan melibatkan sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap action.

Dalam manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah administrasi. Surat bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi lainnya yang lazim ada di sebuah organisasi.

Kelima, organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya. Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat. Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.

Jika kelima syarat organisasi sehat itu sudah ada, maka janganlah ragu untuk berkiprah di organisasi itu. Ikutlah secara aktif di dalam organisasi itu apa pun peran atau tugas yang diberikan ketua atau atasan langsung Anda. Ingatlah, sekecil apa pun peranan Anda di suatu organisasi dan Anda berhasil menjalankan amanat itu, berarti Anda memiliki andil dalam menghidupkan organisasi tersebut. Anda harus bangga bahwa ternyata Anda masih bermanfaat bagi organisasi. Itu juga berarti Anda bermanfaat bagi orang lain yang ada di organisasi. Kalau Anda sukses menjalankan tugas yang kecil tadi, pasti pemimpin Anda akan memberikan amanat yang makin besar dari waktu ke waktu. Bahkan, bukan suatu hal yang mustahil jika nanti Anda sendirilah yang memimpin organisasi itu. Modal pengalaman memimpin organisasi tadi pasti akan bermanfaat bagi Anda dalam terjun di organisasi kemasyarakatan yang lebih besar. Percayalah!

Akhirnya, selamat berhikmat dalam organisasi. Semoga Anda menuai manfaat dari hikmat berorganisasi itu kelak bila hidup di tengah-tengah masyarakat, baik lingkup desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, negara, bahkan tingkat dunia. Amin.

Sumber : http://cahyanuaink.blogspot.com/

MANFAAT ORGANISASI


Benarkah berorganisasi di sekolah identik dengan penurunan prestasi dan konsentrasi belajar? Memang berorganisasi dapat bersifat adiktif. Namun, jika tidak pandai mengatur waktu, tugas-tugas lain bisa terbengkalai. Inilah salah satu sisi "negatif"-nya.

Melihat sisi "negatif" berorganisasi di sekolah, kita juga harus melihat sisi positifnya. Di luar semua itu berorganisasi di sekolah ternyata memiliki banyak nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam pengembangan pribadi.


Menambah pengalaman

Dengan menjadi anggota panitia suatu kegiatan, kita mendapat pengalaman berorganisasi. Bagaimana bekerja dalam komunitas yang terdiri dari individu-individu majemuk, beraneka ragam latar belakang dan pola pikir. Ada yang berpikir cepat dan nyambung dengan pikiran kita, namun ada juga yang lemot dan enggak nyambung-nyambung.

Dengan kesibukan tambahan ini, mau tidak mau kita harus belajar strategi menyatukan visi, membagi kerja, dan menjalankan tugas. Istilah kerennya, job description masing-masing tugas harus jelas. Berbagai benturan yang mungkin terjadi saat menyatukan visi, tentu akan menjadi tambahan pengalaman tersendiri. Begitu pula saat pembagian kerja, kita menjadi terbiasa untuk bekerja secara team work, saling membahu, mendukung satu dengan lainnya.

Selain memperoleh pengalaman berorganisasi, kita juga mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan dalam bidang yang kita kerjakan. Misalnya, bila bertugas sebagai seksi publikasi, kita akan mendapat pengalaman bagaimana berhubungan dengan orang lain di luar kelompok sendiri, bagaimana mempromosikan kegiatan yang kita buat dan media yang akan digunakan.

Bergabung dengan kepanitiaan suatu kegiatan tentu membuat kita harus berinteraksi dengan banyak orang. Proses interaksi ini membuat kita menjadi kenal dan dikenal banyak orang. Dengan kata lain, melalui pergaulan yang luas, kita akan memiliki banyak teman.

Sikap mental

Kegiatan di luar sekolah juga membentuk sikap mental positif, misalnya kedisiplinan, ketekunan, kejujuran, dan percaya diri. Setiap kerja pasti ada target waktu (deadline) yang harus dicapai. Dengan adanya job description kita harus bisa memimpin diri sendiri, menentukan skala prioritas dan disiplin dalam menjalankan rencana kerja agar selesai sebelum target waktu (deadline) yang ditentukan.

Selain kedisiplinan, ketekunan kita juga terasah. Tidak semua tugas yang menjadi tanggung jawab, mudah dilaksanakan. Kadangkala ada tugas yang membutuhkan ketekunan, seperti mewawancarai orang penting yang sulit ditemui. Bila tidak tekun tugas kita tidak terselesaikan.

Jabatan yang kita emban berhubungan dengan kepercayaan. Dalam melaksanakan tugas, kita diberi kepercayaan, bisa berupa wewenang atau materi. Kita dituntut bersikap jujur, tidak menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan. Hal ini membutuhkan keberanian untuk melawan keinginan negatif dan melatih kejujuran kita.

Dengan pengalaman yang kita dapatkan saat berorganisasi, secara sadar maupun tidak, tingkat kepercayaan diri kita juga meningkat. Kepercayaan diri yang tinggi ini amat berguna saat kita harus melangkah dan menentukan sesuatu. Bila kita percaya diri, maka kita akan lebih berani dalam menghadapi segala situasi.

Keuntungan tambahan

Di luar semua itu, ternyata masih ada keuntungan tambahan yang bisa kita dapatkan dari kegiatan berorganisasi di sekolah. Keuntungan tambahan itu adalah suvenir-suvenir yang dapat kita koleksi untuk dikenang di masa depan. Suvenir-suvenir itu dapat berupa kaus, kartu kepanitian, bandana, topi dan lain-lain. Benda - benda yang sekilas tidak berharga itu mungkin bisa menjadi berharga karena menyimpan kenangan yang tidak tergantikan.

Namun, pada akhirnya betapa pun positifnya berorganisasi di sekolah, kewajiban utama kita sebagai pelajar adalah belajar. Kemampuan berorganisasi hendaknya disertai dengan kemampuan mengatur waktu dengan baik, agar kita dapat mendapatkan semua manfaat berorganisasi tanpa mengorbankan prestasi.

Sumber : http://cahyanuaink.blogspot.com/
(Nurcahyadin,2KA26 Universitas Gunadarma)

Organisasi belum diminati di ruang lingkup kampus


Mahasiswa tidak dapat dipungkiri merupakan garda terdepan bangsa dalam kemajuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa sejarah bangsa-bangsa di dunia juga tidak pernah menisbikan peran para mahasiswa. Namun pada dewasa ini seringkali terjadi bentuk persepsi yang salah pada masyarakat awam ketika melihat bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa, inipun terjadi seringkali karena kurang imbangnya pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Hal ini kemudian memberikan pandangan negatif terhadap orang tua yang memiliki anak yang akan masuk kuliah atau yang sedang kuliah. Seringkali mereka mewanti-wanti agar anaknya tidak ikut-ikutan organisasi di kampus yang nanti malah mengganggu kegiatan kuliahnya. Cerita-cerita seperti ini sering saya dengar dari pengakuan teman-teman yang dilarang oleh orang tuanya agar tidak ikut organisasi di kampus. Bahkan ada juga yang diancam orang tuanya tidak boleh mengikuti organisasi di kampus jika nilai akademis sang anak menurun. Pola pikir yang dimiliki orang tua tersebut memang sangat beralasan.
Sebab mereka ingin melihat anaknya dapat lulus dengan nilai yang memuaskan selain itu, juga karena biaya pendidikan yang ada sekarang juga semakin mahal ditambah biaya hidup bagi mahasiswa yang indekos, sangat membebani bagi keluarga yang pendapatannya pas-pasan. Oleh karena itu dapat dimaklumi jika keinginan orang tua melarang anaknya untuk berorganisasi di kampus, supaya anaknya dapat segera lulus kuliah dan memperoleh masa depan yang lebih baik.
Namun cerita seperti di atas terjadi tidak kepada semua mahasiswa. Rendahnya minat mahasiswa berorganisasi juga disebabkan karena memang masih ‘enggannya’ diri mahasiswa sendiri untuk berorganisasi di kampus. Banyak alasan yang seringkali mengemuka atas ke-engganan mahasiswa berorganisasi di kampus, diantaranya ialah karena tugas kuliah sehari-hari yang sudah banyak, kegiatan organisasi yang kurang begitu menarik bagi mereka, atau karena tidak mau terbebani dengan kegiatan organisasi kampus. Dari sekian banyak alasan yang dikemukakan di atas ada faktor lain juga yang sebenarnya dapat mempengaruhi minat seorang mahasiswa untuk berorganisasi di kampus. Faktor itu adalah semakin banyak dan beranekaragam berbagai bisnis hiburan baru yang mucul di kota-kota sentra pendidikan tinggi. Mulai dari yang berharga murah hingga yang berharga mahal akan mudah kita temui di kota-kota pendidikan tinggi seperti Yogyakarta dan Malang. Sehingga sebagian besar minat para mahasiswa seringkali teralihkan kepada hal-hal yang berbau hiburan semata.
Telah banyak kita ketahui bahwa berorganisasi memberikan nilai positif yang akan membuat mahasiswa mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan mungkin di dapat dari ruang kuliah saja. Berorganisasi akan memberikan ruang kepada mahasiswa untuk dapat berkreasi dan beraktivitas secara lebih luas. Mahasiswa akan banyak berinteraksi dengan orang lain yang berlatar belakang berbeda-beda. Disinilah kemampuan komunikasi dan emosi (emotional quotient) mahasiswa akan terlatih dalam menghadapi berbagai persoalan dan konflik yang terjadi. Kedewasaan berpikir mahasiswa akan semakin tumbuh seiring aktifnya berorganisasi di kampus. Bahkan seringkali pengalaman berorganisasi di kampus akan sedikit banyak membantu kawan-kawan dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus nanti.
Sebenarnya berorganisasi di kampus jika dilakukan dengan benar juga tidak sepenuhnya akan mengganggu kegiatan kuliah yang ada. Ada banyak teman-teman yang pernah saya temui dapat menjalankan kegiatan organisasi tanpa mengganggu kegiatan kuliahnya bahkan, prestasinya juga tidak kalah menggembirakan. Pola pikir sebagian aktivis mahasiswa yang seringkali salah kaprah, karena terlalu sibuk dengan organisasinya dan melupakan kuliahnya sudah selayaknya harus segera dihapus. Jangan jadikan berorganisasi membuat kawan-kawan melupakan kuliah tetapi, jadikan berorganisasi sebagai penyokong dan penyemangat bagi kegiatan kuliah kawan-kawan. Sudah selayaknya bagi orang tua dan mahasiswa sendiri menyadari bahwa berorganisasi itu akan memberikan pengaruh positif jika dilakukan dengan cara yang benar. Memang tidak secara pasti bahwa setiap mahasiswa yang aktif berorganisasi akan memiliki prestasi yang baik atau akan memperoleh masa depan yang cemerlang. Berorganisasi hanyalah sebuah jalan, seberapa jauh yang dicapai semua tergantung dari seberapa keras usaha yang dilakukan masing-masing orang.
Upaya menumbuhkan minat mahasiswa untuk berorganisasi harus menjadi perhatian (concern) baik itu orang tua, mahasiswa, serta otoritas kampus. Upaya membangun komunikasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya berorganisasi baik bagi orang tua dan mahasiswa perlu dilakukan. Serta tidak kalah pentingnya adalah, dukungan dari kebijakan otoritas kampus yang mampu membuat minat mahasiswa untuk berorganisasi bertambah juga harus dilakukan. Contoh saja seperti kebijakan yang diambil UB yang mensyaratkan mahasiswanya untuk memperoleh sertifikat aktif dalam kegiatan kampus untuk dapat di wisuda serta, memprioritaskan mahasiswa yang aktif berorganisasi untuk mendapatkan beasiswa. Upaya yang dilakukan seperti ini akan sedikit banyak mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi di kampus. Tanpa adanya keaktifan mahasiswa berorganisasi di kampus maka, secara tidak langsung akan membuat eksistensi kampus juga akan dipertanyakan keberadaannya.
Ada banyak pilihan organisasi yang dapat diikuti mahasiswa baik itu minat olahraga, kesenian, penalaran, maupun yang lain serta, baik itu organisasi yang ada di dalam kampus maupun yang ada di luar kampus. Kesempatan saat masih menjadi mahasiswa selayaknya dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk mengasah dan mengeksplor potensi diri seoptimal mungkin. Jangan jadikan kehidupan sebagai mahasiswa hanya kuliah, pulang, dan tidur. Ada banyak kesempatan dan hal lainnya yang mungkin dapat diperoleh kawan-kawan dengan aktif berorganisasi. Selamat berorganisasi.

Sumber : http://cahyanuaink.blogspot.com/

Dampak negatif Jejaring Sosial ( Facebook )


Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meski pun para facebookers banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negati facebook ini. Mungkin karena sudah kecanduan dengan yang namanya facebook. Tapi justru inilah yang berbahaya, yang tidak disadari. Oke buat kamu para remaja dan pelajar serta anak anak, kamu harus tahu apa saja dampak negatif dari facebook ini. Karena pengguna facebook di dominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun sebanyak 61,1%.

1. Tidak peduli dengan sekitarnya

Orang yang sudah kecanduan facebook terlalu asyik dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan facebook sering mengalami hal ini. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia facebook. Ada yang bilang autis Haha, lebay


2. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan

Ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain facebook. Ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman teman facebooknya yang rata rata membahas sesuatu yang nggak penting. Akibatnya kemampuan verbal si anak menurun. Tentu yang dimaksud autis di sini bukan dalam arti yang sebenarnya.

3. Menghamburkan uang

Akses internet untuk membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan (terlebih kalau akses dari warnet). Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain (mereka sudah banyak yg garatis). Ini sudah bisa dikategorikan sebagai pemborosan, karena tidak produktif. Lain soal jika mereka menggunakannya untuk kepentingan bisnis.

4. Mengganggu kesehatan
Terlalu banyak nongkrong di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang. Telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.

5. Berkurangnya waktu belajar

Ini sudah jelas, terlalu lama bermain facebook akan mengurangi jatah waktu belajar si anak sebagai pelajar. Bahkan ada beberapa yang masih asyik bermain facebook saat di sekolah. Ayo ngaku..! "sorry yaw, aQ off dulu, Coz, ada guru nieh..!" Pernah menemukan yang seperti itu..?

6. Kurangnya perhatian untuk keluarga
Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para facebookers. Buat mereka temen temen di facebook adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.

7. Tersebarnya data pribadi

Beberapa facebookers memberikan data data mengenai dirinya dengan sangat detail. Biasanya ini untuk orang yang baru kenal internet hanya sebatas facebook saja. Mereka tidak tahu resikonya menyebarkan data pribadi di internet. Ingat data data di internet mudah sekali bocor, apalagi facebook yang gampang sekali di hack!

8. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex
Mudah sekali bagi para facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan esex esex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. nah, inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenet Indonesia. Hanya mengguankan internet untuk mencari konten "berlendir". Di facebook akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian, grup cewek bispak dsb.

9. Rawan terjadinya perselisihan

Tidak adanya kontrol dari pengelola facebook terhadap para anggotnay dan ketidak dewasaan pengguna facebook itu sendiri membuat pergesekan antar facebookers sering sekali terjadi.Contoh paling fenomenal adalah kasusnya "Evan Brimob" beberapa waktu lalu. Kalao kamu nggak tahu Evan Brimob, beeuuh, ketinggalan berita nih..! Evan Brimob adalah seorang anggota kepolisian yang baru kenal facebook. Silakan dicari aja di google mengenai Evan Brimob dengan statementnya yang kontroversi: "Polisi nggak butuh masyarakat".

10. Awas penipuan..!

Seperti media media lainnya, facebook juga rawan terhadap penipuan. Apalagi bagi anak anak yang kurang mengerti tentang seluk beluk dunia internet. Bagi si penipu sendiri, kondisi dunia maya yang serba anonim jelas sangat menguntungkan.

Setelah kamu tahu dampak negatif facebook, nggak salah dong, untuk lebih berhati hati dan menggunakannya secara wajar..!

Sumber : http://cahyanuaink.blogspot.com/