Minggu, 09 Oktober 2011

Perkembangan Tekonologi Penyimpanan Data (Storage)

            Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Tekonologi Penyimpanan Data (Storage). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
            Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Jakarta, 9 Oktober 2011


Penyusun













            Pertumbuhan dan perkembangan media penyimpanan sangatlah signifikan, terlihat dari riset yang menunjukkan bahwa setiap tahun media penyimpanan mengalami pertumbuhan 2 kali lipat. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih tempat peyimpanan adalah sebagai berikut :
  1. Besar data dan jumlah peningkatan penyimpanan data
  2. Kecepatan akses data
  3. Pertimbangan diakses oleh server atau tidak
  4. Uptime dan downtime
  5. Harga
Media penyimpanan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
  1. Tingkat redundansi yang kecil
  2. Adanya toleransi kegagalan
  3. Adanya toleransi bencana
  4. Kecepatan tinggi / sesuai dengan kebutuhan
  5. Latency rendah
  6. Open (bersifat terbuka antar vendor sistem operasi ataupun penyimpanan)
  7. Kemudahan dalam instalasi
Jenis akses pada media penyimpanan adalah sebagai berikut :
  1. Direct attached storage (DAS) – sebuah disk subsistem di pasang secara langsung dalam satu atau lebih host dan secara fisik tersambung dengan kabel ke server
  2. Network Attached Storage (NAS)- sebuah sistem penyimpanan yang mempunyai tujuan khusus yaitu untuk diakses dari jauh melalui data network
  3. Storage-area Network (SAN) – adalah network private (menggunakan protokol storage daripada protokol network) yang menghubungkan server dan unit penyimpanan
  4. Internet SCSI (iSCSI)— adalah protokol NAS terbaru. Protokol ini menggunakan protokol IP network untuk membawa protokol SCSI
  5. Fibre channel over IP (FCIP)-mengaktifkan channel SAN untuk interkoneksi melalui IP basic jaringan.
            Perkembangan jaringan lokal menuntut media penyimpanan untuk bekerja secara local dan dapat diakses secara langsung oleh jaringan, hingga akhirnya muncul istilah SAN (Storage Area Network). SAN merupakan sebuah jaringan berkecepatan sangat tinggi, terdiri dari server dan penyimpan. Terpisah dan berbeda dengan LAN/WAN perusahaan, tujuan utama SAN adalah untuk menangani trafik data dalam jumlah besar antara server dan peralatan penyimpan, tanpa mengurangi bandwidth yang ada di LAN/WAN. Contoh konfigurasi SAN adalah sebagai berikut :
LAN menggunakan protokol jaringan yang mengirimkan potongan kecil. SAN menggunakan protokol penyimpanan (SCSI), sehingga memungkinkan untuk mengirimkan potongan besar data sambil mengurangi overhead, dan meningkatkan bandwidth. Sistem berbasis LAN menghubungkan server dengan client, setiap server memiliki dan mengontrol akses ke media penyimpanannya, yang pada akhirnya membatasi aksesibilitas data. Sebuah SAN memungkinkan sumber daya penyimpanan data untuk dikaitkan langsung ke jaringan, tanpa perlu terhubung ke server yang spesifik. Hal ini memungkinkan semua server untuk mengakses sumber daya media penyimpanan yang ada di SAN
Keunggulan dari SAN adalah sebagai berikut :
  1. Availability, satu copy data dapat diakses oleh semua host melalui jalur yang bebeda, dan manajemen data menjadi lebih efisien
  2. Reliability, infrastruktur transportasi data yang menjamin tingkat kesalahan yang sangat minimal, dan kemampuan dalam mengatasi kegagalan
  3. Scalability, Server maupun media penyimpanan dapat ditambahkan secara independent satu dan lainnya, tanpa batasan harus menggunakan sistem proprietary
  4. Performance, Fibre Channel memiliki bandwidth sampai 200 Mbps dengan overhead yang rendah, SAN memisahkan trafik backup dengan trafik standar LAN/WAN
  5. Manageability, berkembangnya perangkat lunak dan standar memungkinkan manajemen dilakukan secara terpusat, koreksi dan deteksi kesalahan yang roaktif
  6. Return On Information Management, SAN memungkinan biaya kepemilikan yang rendah, dan menaikkan Return On Information Management dibandingkan metode penyimpanan tradisional
Komponen yang digunakan pada SAN adalah sebagai berikut :
  1. Host bus adapters (HBAs) di setiap host. FC adapters (seperti SCSI adapater) dengan driver pada OS
  2. Storage devices, RAID subsystems, JBODs
  3. Interconnect devices seperti fibre channel hubs atau switches, SAN gateways, bridges, routers, dan extenders, dan fiber-optic cables yang mengkoneksikan hub atau  switch ke HBA dan media penyimpanan
Konfigurasi SAN secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Pada sistem LAN kita memiliki server, hub/switch/router dan network Interface card (NIC) yang saling berhubungan dengan memakai kabel UTP/coaxial.
  2. SAN terdiri dari SAN server (suatu server dengan kapasitas storage terabyte [ribuan gigabyte]), SAN hub/switch/router, SAN cable (biasanya fiber optic) dan SAN ‘NIC’. Hub/Switch/router dan NIC untuk SAN tidak sama dengan peralatan LAN karena, seperti yang dikemukakan di atas, sistem koneksi yang dipakai untuk SAN adalah SCSI atau FC.
Fase dari mendesign SAN secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 4 langkah, sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan data tentang kebutuhan sistem / Requirements
  2. Mengumpulkan informasi lingkungan di luar sistem (tempat, bencana, dll)
  3. Memilih penyimpanan yang cocok
  4. Koneksi penyimpanan dengan server
sumber : http://unkick.wordpress.com/2009/10/18/data-storage-technologies-teknologi-penyimpanan/

















            Allahamdulilah dengan izin Allah SWT, saya bisa menyelesaikan makalah ini yang saya buat dengan sebaik-baiknya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar